Kulon Progo – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan pihak pengelola Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) mengelar Latihan Evakuasi Gempabumi dan Tsunami bersama yang dilaksanakan pada Selasa, (6/10).
YIA menjadi bandara pertama yang mengikuti gelar latihan simulasi tsunami sebagai rangkaian dari kegiatan IOWave20. Hal ini dikarenakan YIA terletak di lokasi rawan gempa dan tsunami dan merupakan bandara pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan sistem peringatan dini tsunami.
Dalam latihan yang dipandu oleh BMKG dan diikuti oleh seluruh komunitas di YIA merupakan tindak lanjut dari peresmian Sistem Peringatan Dini Tsunami BMKG di YIA oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 28 Agustus 2020, yang merupakan sistem percontohan pertama di Indonesia dan ASEAN untuk bandara di daerah rawan tsunami.
“Gladi simulasi seperti ini penting untuk menguji kesiapsiagaan dan respon bandara terhadap informasi peringatan dini tsunami. Selain menguji sistem peringatan dini berjalan atau tidak, kegiatan ini juga diharapkan bisa menjadi contoh bagi bandara lain yang berada di pesisir pantai rawan tsunami,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat mengikuti latihan evakuasi di YIA.
Dwikorita mengungkapkan bahwa latihan simulasi ini akan menguji berjalannya SOP informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami, evakuasi, serta pergerakan pesawat saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Skenario yang diuji adalah gempa dengan kekuatan M 8,8 dengan intensitas VI-VII MMI dirasakan di wilayah Yogyakarta dan YIA, serta berpotensi menimbulkan tsunami yang akan tiba dalam waktu 20 menit setelah kejadian gempa.
Latihan yang berlangsung pada pukul 16.00 hingga 17.30 WIB ini juga mensimulasikan proses evakuasi penumpang, pengelola, serta masyarakat dari dalam maupun luar kawasan YIA ke titik evakuasi yang telah ditentukan. Untuk area terminal, titik evakuasi diarahkan ke lantai 3 terminal keberangkatan. Sedangkan untuk sisi timur diarahkan ke gedung administrasi AP I dan sisi barat diarahkan menuju gedung Crisis Center.
“Melalui gladi ini, kami akan meninjau respon awal terhadap situasi darurat yang terjadi serta koordinasi antar stakeholder di YIA. Serta untuk meningkatkan kesadaran kesiapsiagaan bencana gempabumi dan tsunami di kalangan pengelola bandara dalam menjamin pengoperasian bandara yang aman, juga melatih mental untuk siap, cekatan, dan terampil dalam melakukan evakuasi. Kedepan, agar latihan seperti ini bisa diselenggarakan secara rutin,” ujar Dwikorita.
Latihan evakuasi gempabumi dan tsunami YIA diikuti oleh petugas-petugas operasional bandara yang meliputi tim Angkasa Pura I YIA, AirNav, serta pihak maskapai penerbangan. Kegiatan ini juga didukung oleh BPBD Kab. Kulon Progo, Basarnas DIY, Satradar 215 Congot, serta Polairud Congot.