Yogyakarta, Jumat, (18/9) Sebagai bentuk tindak lanjut dari peresmian Sistem Peringatan Dini Tsunami BMKG di Bandara Internasional Yogyakarta oleh Presiden RI pada Tanggal 28 Agustus 2020 lalu, BMKG menyelenggarakan FGD Kesiapan Pelaksanaan Gladi Evakuasi Gempabumi dan Tsunami di Bandara Internasional Yogyakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan konsep pelaksanaan gladi evakuasi tsunami yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2020, serta mempersiapkan Action Plan Evakuasi Gempabumi dan Tsunami.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan “Action Plan sangat perlu untuk disiapkan dari mulai identifikasi kapasitas dan masalah, meliputi pengetahuan tentang gempabumi dan tsunami, sarana dan prasarana seperti Peta dan jalur serta rambu evakuasi, juga SOP evakuasi apabila terjadi gempabumi dan tsunami bagi pengguna bandara yang berada di area Air site, taxi way, terminal cargo, sampai kepada masyarakat yang berada di luar Bandara Internasional Yogyakarta”.
“Dari identifikasi tersebut akan menghasilkan ceklist kesiapan/kegiatan apa saja yang perlu pendalaman untuk pemahaman lanjut”, ujar Dwikorita.
Dwikorita menambahkan “BMKG hadir untuk membantu dan mendukung kesiapan Bandara Internasional Yogyakarta dalam mengantisipasi gempabumi dan tsunami, sesuai dengan amanah Undang-undang no 31 tahun 2009 dan Peraturan Presiden no 93 tahun 2019, tetapi agar jitu tepat sasaran dukungannya, kami harus mapping dulu kelemahan/kekurangannya dimana, sehingga diadakanlah FGD ini”.
Pada pelaksanaan FGD ini, juga dilaksanakan sosialisasi dan Commisioning Test WRS New Generation yang telah dipasang di Terminal keberangkatan Bandara Internasional Yogyakarta, dipandu oleh Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempabumi Tsunami BMKG Suci Dewi Anugrah, dengan tujuan untuk memperkenalkan sistem WRS New Generation kepada pihak bandara dan memastikan sistem berjalan dengan baik.
Sistem Peringatan Dini Tsunami Bandara Internasional Yogyakarta merupakan sistem percontohan pertama di Indonesia dan ASEAN untuk bandara di daerah rawan tsunami. Kegiatan yang dilakukan di bandara Internasional Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi pilot untuk Panduan dalam penyiapan dan penerapannya di Bandara-bandara lain yang berada di pesisir pantai rawan tsunami.
FGD diikuti oleh Direksi Bandara Internasional Yogyakarta beserta jajaran, AirNav, Perwakilan dari maskapai penerbangan, BPBD Propinsi D.I.Yogyakarta, BPBD Kabupaten Kulon Progo dan Satuan Radar 215 Congot.