× Polar Hotspot Deteksi Hotspot (titik panas) menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan. Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dibandingkan dengan sekitarnya. Observasi ini dilakukan pada siang dan malam hari untuk masing-masing satelit. Pada daerah yang tertutup awan atau blank zone, hotspot di wilayah tersebut tidak dapat terdeteksi.
Kepercayaan Hotspot
  • Rendah
  • Sedang
  • Tinggi

Geohotspot
× Himawari-9 Geohotspot Potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan dapat teramati dengan citra satelit Himawari-9 dengan menggunakan data suhu kecerahan kanal infrared untuk filtering awan, serta menentukan anomali suhu panas yang menunjukkan potensi terjadi kebakaran hutan (titik merah).Selain itu ditampilkan juga citra RGB pada kanal visibel dan near infrared untuk mendeteksi sebaran asap (warna coklat) untuk lebih memastikan didaerah tersebut terjadi kebakaran.
Sistem Peringatan Kebakaran Hutan dan Lahan
FFMC

Fine Fuel Moisture Code (FFMC)

  • FFMC menunjukkan tingkat potensi kemudahan terjadinya kebakaran ditinjau dari parameter cuaca pada bahan-bahan ringan mudah terbakar di lapisan atas permukaan tanah.
  • Mewakili tingkat kekeringan bahan-bahan ringan mudah terbakar (seperti humus permukaan, sampah dedaunan kering, alang-alang, dan bahan ringan lain) yang biasanya menutupi lantai hutan pada kedalaman 1-2 cm.
Hari Ini
Esok Hari
Lusa
+3 Hari
+4 Hari
+5 Hari
+6 Hari
+7 Hari
Warna Rentang Deskripsi
Biru 0 – 72 Alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi basah dan sulit terbakar
Hijau 73 – 77 Alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi lembab dan cukup sulit terbakar
Kuning 78 – 82 Alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi kering dan mudah terbakar
Merah >82 Alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar
FWI

Fire Weather Index (FWI)

  • FWI menunjukan besarnya intensitas api jika terjadi kebakaran hutan.
  • Sangat dipengaruhi nilai ISI dan BUI
Hari Ini
Esok Hari
Lusa
+3 Hari
+4 Hari
+5 Hari
+6 Hari
+7 Hari
Warna Rentang Deskripsi
Biru 0 – 1 Intensitas api pada kategori rendah. Api mudah dikendalikan, cenderung akan padam dengan sendirinya.
Hijau 2 – 6 Intensitas api pada kategori sedang. Api relatif masih cukup mudah dikendalikan.
Kuning 7 – 13 Intensitas api pada kategori tinggi. Api sulit dikendalikan.
Merah >13 Intensitas api pada kategori sangat tinggi. Api sangat sulit dikendalikan.
ISI

Initial Spread Index (ISI)

  • ISI menunjukkan tingkat kemudahan penyebaran api jika terjadi kebakaran hutan.
  • Nilai ISI meningkat secara eksponensial terhadap kecepatan angin
  • Nilai ISI menjadi 2x lipat setiap kenaikan kecepatan angin sebesar 13km/jam (3.6 m/s)
  • Sangat baik menggambarkan kemudahan penyebaran di area padang rumput atau alang-alang, dimana penyebaran api yang sangat cepat akibat kecepatan angin yang tinggi dapat membentuk pola kepala api (head fire).
Hari Ini
Esok Hari
Lusa
+3 Hari
+4 Hari
+5 Hari
+6 Hari
+7 Hari
Warna Rentang Deskripsi
Biru 0 – 1 Kebakaran menyebar dengan perlahan. Api dapat ditangani dengan peralatan tangan.
Hijau 2 – 3 Kebakaran menyebar dengan perlahan. Bagian tepi api (fire’s flank) dapat ditangani dengan peralatan tangan, namun air bertekanan (menggunakan pompa air dan selang pemadam api) diperlukan untuk mengendalikan bagian kepala api (fire’s head)
Kuning 4 – 5 Kebakaran menyebar dengan cukup cepat. Pemadaman perlu menggunakan air bertekanan (menggunakan pompa air dan selang pemadam api). Perlu dibuat garis kontrol (control line) menggunakan peralatan mekanik (seperti: bulldozer, dll) sebagai upaya antisipasi agar kebakaran tidak semakin meluas.
Merah >5 Kebakaran menyebar dengan cepat. Pemadaman perlu menggunakan air bertekanan (menggunakan pompa air dan selang pemadam api). Perlu dibuat garis kontrol (control line) menggunakan peralatan mekanik (seperti: bulldozer, dll) sebagai upaya antisipasi agar kebakaran tidak semakin meluas.

Strategi back-burning dibarengi dengan upaya pemadaman sangat disarankan untuk membantu membuat api lebih terkendali.